Minggu, 30 November 2014

BIOTEKNOLOGI



LAPORAN BIOTEKNOLOGI
PRAKTIKUM II
PEMBUATAN PUPUK BOKASHI








OLEH :
NAMA                                    : KASMAWATI DEHE
NIM                                        : F1D1 12 054
KELOMPOK                      : VI (ENAM)
ASISTEN PEMBIMBING   : RAHMATAN JUHAEPA

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2014
I.  PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Limbah pertanian merupakan  sisa-sisa hasil pertanian yang berasal dari tumbuhan dan hewan ternak  misalnya sisa dari pemanenan hasil  tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, sampah rumah tangga, kotoran hewan ternak  dan sebagainya. Pemanfaatan limbah pertanian sangat perlu kita lakukan agar tidak terjadi pencemaran lingkungan selain itu dapat dijadikan masukan atau tambahan bagi petani ataupun masyarakat yang memanfaatkan limbah tersebut.
Masyarakat telah menyadari bahwa menggunakan bahan-bahan kimia non alami seperti pupuk dan pestisida sintetik serta hormon tumbuhan dalam memproduksi hasil pertanian ternyata menimbulkan efek terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Gaya hidup sehat menjadi trend bagi masyarakat dunia dan  kini telah melembaga secara internasional yang diwujudkan melalui regulasi perdagangan global, makanan yang dikonsumsi mempunyai kandungan nutrisi tinggi dan ramah lingkungan.
Bokashi adalah suatu kata dalam bahasa jepang yang berarti “Bahan organik yang telah difermentasikan” jadi pupuk organik bokashi merupakan hasil fermentasi bahan organik dari limbah pertanian (kotoran ternak, jerami padi, sekam padi, serbuk gergaji, sampah, rumput dan lain-lain) yang diolah dengan menggunakan aktifator Effective Microorganism (EM), dengan sistem bokashi ini kita bias memanfaatkan limbah menjadi pupuk organic yang berkualitas dan dalam waktu yang singkat.


B.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum pembuatan pupuk bokashi adalah sebagai berikut:
1.    Bagaiman cara pembuatan pupuk bokashi ?
2.    Apa saja komponen-komponen yang dibutuhkan dalam pembuatan pupuk bokashi ?
3.    Apa manfaat pupuk bokashi dalam kehidupan sehari-hari ?
C. Tujuan Praktikum
Tujuan pada praktikum pembuatan pupuk bokashi adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui cara pembuatan pupuk bokashi.
2.        Untuk mengetahui komponen-komponen yang dibutuhkan dalam pembuatan pupuk bokashi.
3.        Untuk mengetahui manfaat pupuk bokashi dalam kehidupan sehari-hari.
D. Manfaat Praktikum
Manfaat pada praktikum pembuatan pupuk bokashi adalah sebagai berikut :
1.      Dapat mengetahui cara pembuatan pupuk bokashi.
2.      Dapat mengetahui komponen-komponen yang dibutuhkan dalam pembuatan pupuk bokashi.
3.      Dapat mengetahui manfaat pupuk bokashi dalam kehidupan sehari-hari.
II.    TINJAUAN PUSTAKA
Bokashi dapat digunakan untuk meningkatkan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pengaruh terhadap sifat fisik tanah yaitu melalui pembentukan agregat tanah sehingga dapat memperbaiki struktur tanah. Pengaruh terhadap sifat kimia tanah adalah meningkatnya kandungan unsur hara tanah, sedangkan pengaruhnya terhadap biologi tanah adalah meningkatnya populasi dan aktivitas mikroorganisme sehingga ketersediaan unsur hara akan meningkat pula (Gabesius, 2012).
Penggunaan pupuk anorganik yang ketersediaannya cenderung mengalami kelangkaan dan harganya pun mahal maka pemanfaatan pupuk organik atau bokashi kotoran ayam sebagai upaya untuk menghemat penggunaan pupuk anorganik, oleh karena itu penulis menganggap perlu membuat suatu percobaan penggunaan bokashi kotoran ayam pada tanaman dalam meningkatkan produksi melon dan menambah pengetahuan petani (Subhan, 2008),
Pemilihan pupuk yang tepat memegang peranan pening dalam budidaya tanaman organik. Pupuk yang digunakan sebaiknya berupa pupuk organik seperti kompos, pupuk kandang, atau pupuk bokashi yang menggunakan teknologi mikroorganisme. Penggunaan pupuk organik kini sudah menjadi tren di masyarkat yang peduli akan kesehatan. Hal ini karena penggunaan pupuk organik tidak meninggalkan bahan residu di dalam sayuran sehingga aman bagi orang yang mengonsumsinya. Artinya, ketika sayuran dikonsumsi, tidak menimbulkan efek samping bagi kesehatan tubuh (Supriati, 2010).
Mikroorganisme Efektif (EM) merupakan kultur campuran berbagai jenis mikroorganisme yang bermanfaat (bakteri fotosintetik. bakteri asam laktat, ragi, actynomicetes, dan jamur peragian) yang dapat dimanfaatkan sebagai inokulan untuk meningkatkan keragaman mikrobia tanah. Pemanfaatan EM dapat memperbaiki kesehatan dan kualitas tanah. dan selanjutnya memperbaiki penumbuhan dan hasil tanaman. EM merupakan kultur campuran berbagai jenis mikrobia yang berasal dari lingkungnn alami. Kultur EM mengandung mikroorganisme yang secara genetika bersifat asli tidak dimodifikasi (Sutanto, 2002).
Bokashi dapat digunakan seperti pupuk kandang atau pupuk kompos. Dosis yang umum digunakan yaitu 3-4 genggam bokashi untuk satu meter persegi lahan. Penggunaan berbagai macam bokashi secara umum sama. Namun, alangkah baiknya bila penggunaannya disesuaikan dengan unsur hara dalam bokashi tersebut. Dengan bantuan EM4, bokashi yang diperoleh sudah dapat digunakan dalam waktu yang relatif singkat, yaitu setelah proses 4-7 hari. Selan itu, bokashi hasil pengomposan tidak panas, tidak berbau busuk, tidak mengandung hama dan penyakit, serta tidak membahayakan pertumbuhan atau produksi tanaman (Indriani, 1999).





III.   METODE PRAKTIKUM
A.       Waktu dan Tempat
Praktikum pembuatan pupuk bokashi dilaksanakan pada hari Sabtu 01 November 2014 pukul 13.00-17.00 WITA, bertempat di Laboratorium Lanjut Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.

B.       Alat dan Bahan
1.    Alat
Alat yang digunakan pada praktikum pembuatan pupuk bokashi dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat dan Kegunaan pada praktikum pembuatan pupuk bokashi
No.
Nama Alat
Kegunaan
1.
Kayu
Untuk mengaduk/mencampur bahan yang akan dibuat pupuk bokashi
2.
Timbangan
Untuk menimbang bahan yang digunakan
3.
Thermometer
Untuk mengukur suhu bokashi
4.
Pisau
Untuk memotong bahan yang digunakan
5.
Karung goni
Untuk menutupi pupuk bokashi
6.
Karung
Sebagai tempat menyimpan bahan yang telah dipotong kecil-kecil
7.
Loyang
Sebagai tempat untuk menyimpan larutan gula dan EM
8.
Terpal
Untuk menutup pupuk bokashi
9.
Kamera
Untuk mendokumentasikan hasil pengamatan
10.
Alat tulis
Untuk menuliskan hasil pengamatan









2.    Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum pembuatan pupuk bokashi dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Bahan dan kegunaan pada praktikum pembuatan pupuk bokashi
No.
Nama Bahan
Kegunaan
1.
(EM) Efektive Mikroorganisms
Sebagai starter mikroorganisme untuk pembuatan pupuk bokashi
2.
Jerami
Sebagai bahan pembuatan pupuk bokashi
3.
Sayur
Sebagai bahan pembuatan pupuk bokashi
4.
Serasah
Sebagai bahan pembuatan pupuk bokashi
5.
Sekam padi
Sebagai bahan pembuatan pupuk bokashi
6.
Dedak halus
Sebagai sumber nutrisi bagi mikroorganisme yang berperan dalam proses fermentasi
7.
Gula
Sebagai sumber energi bagi mikroorganisme yang berperan selama proses fermentasi
8.
Kotoran ayam
Sebagai bahan campuran untuk meningkatkan kualitas pupuk
9.
Kotoran kambing
Sebagai bahan campuran untuk meningkatkan kualitas pupuk
10.
Kotoran sapi
Sebagai bahan campuran untuk meningkatkan kualitas pupuk
11.
Air
Sebagai pelarut gula



C.   Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum pembuatan pupuk bokashi adalah :
1.      Melarutkan gula 1 kg ke dalam air.

2.      Mencampurkan sayuran yang telah dipotong-potong sebanyak 10 kg, sekam padi 5 kg dan dedak 5 kg secara merata. Lalu menambahkan kotoran ayam sebanyak 15 kg
3.      Menyiramkan larutan EM secara perlahan-lahan ke dalam campuran bahan secara merata sampai kandungan air bahan mencapai 30% atau campuran terasa lembab.  Bila campuran bahan dikepal dengan tangan, air tidak keluar dari bahan dan bila kepalan dilepas bahan campuranakan terurai.
4.      Campuran bahan digundukan di atas tempat yang kering (terpal), kemudian menutup dengan terpal selama 7hari.
5.      Menjaga suhu campuran bahan 40 s/d 50 ºC.  Jika suhu lebih dari 50ºC, membuka karung penutup dan gundukan campuran bahan dibolak-balik kemudian menutupnya lagi dengan karung.  Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan bokashi menjadi rusak karena terjadi proses pembusukan.  Pengecekan suhu dilakukan setiap 5 jam.
6.      Setelah 7 hari Bokashi telah selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik.
7.      Mengambil gambar hasil pengamatan.











IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.     Hasil pengamatan
Hasil pengamatan pada praktikum pembuatan bokashi dapat dilihat pada Tabel 3, 4 dan 5.
Tabel 3. Proses pembuatan pupuk bokashi



1)  EM yang siap dicampurkan
2)  Jerami yang sudah dipotong kecil-kecil
3)  Pencampuran jerami + dedak + sekam padi





4) Bahan yang sudah tercampur + kotoran ayam
5) Bahan-bahan yang sudah tercampur + EM
6) Kompos yang sudah disimpan 1 minggu







Tabel 4. Hasil pengukuran suhu pada praktikum pembuatan bokashi
No
Hari/tanggal
Waktu
Suhu (oC)
Sayur
Jerami
Serasah
1.
Sabtu, 1/11/2014
21.00
31 oC
31 oC
32 oC
30 oC

30 oC
31 oC
31 oC
2.
Minggu, 2/11/2014
02.00
36 oC
41 oC
40 oC
35 oC
34 oC
34 oC
31 oC
33 oC
32 oC


07.00
40 oC
40 oC
41 oC
38 oC
43 oC
42 oC
33 oC
34 oC
35 oC


12.00
39 oC
42 oC
42 oC
43 oC



17.00
42 oC
43 oC
43 oC



























B.       Pembahasan
Kelangkaan dan tingginya harga pupuk kimia buatan di sejumlah wilayah saat ini sangat meresahkan para petani. Sejumlah petani di beberapa daerah bahkan telah mulai melirik jenis pupuk lain sebagai pengganti pupuk kimia buatan yang biasa digunakan. Salah satu jenis pupuk yang dapat meggantikan kehadiran pupuk kimia buatan adalah bokashi.
Bokashi merupakan hasil fermentasi dari bahan organik dan effektif mikroorganisme (EM) merupakan campuran dari berbagai jenis mikroorganisme yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman. EM-4 mengandung Lactobacillus, yeast, bakteri fotosintetik (Actinomycetes) dan jamur pengurai selulosa untuk menfermentasi bahan organik tanah menjadi senyawa organik yang mudah diserap oleh akar.
Bokashi kotoran ayam merupakan pupuk lengkap, yang mengandung unsur hara makro dan mikro. Kandungan unsur hara bokashi kotoran ayam adalah Nitrogen ( N ) sebesar 1.0 %, Posfor ( P ) 0,8 %, Kalium ( K ) 0,4 % dan air 55 %. serta mengandung Ca, Mg, dan sejumlah unsur mikro lainnya seperti Fe, Cu, Mn, Zn, B, Cl, dan Mo, yang berfungsi sebagai bahan makanan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Praktikum kali ini yaitu proses pembuatan bokashi dari jerami padi, sayur busuk dan serasah. Bahan yang digunakan dalam proses pembuatan bokashi terdiri dari jerami, sayur busuk, serasah, sekam, dedak , larutan EM, gula pasir dan pupuk kandang (kotoran kambing, kotoran sapi dan kotoran ayam). Jerami padi dipotong kecil-kecil dengan ukuran sekitar 2-5 cm, lalu dicampur dengan sekam, dedak dan kotoran kambing, kemudian diaduk hingga rata. Setelah itu campuran adonan tersebut diberi  larutan gula dan larutan EM yang sudah siap digunakan, lalu diaduk kembali hingga rata. Hasil adonan kemudian digundukan disatu tempat dan ditutup. Setiap 5 jam sekali, gundukan ini diukur dengan termometer selama seminggu agar suhunya tidak lebih dari 500 C. Setelah cukup seminggu, pupuk ini siap digunakan. Beberapa pengaruh EM yang menguntungkan dalam pupuk bokashi tersebut adalah sebagai berikut: memperbaiki perkecambahan bunga, buah, dan kematangan hasil tanaman,, memperbaiki lingkungan fisik, kimia, dan biologi tanah serta menekan pertumbuhan hama dan penyakit dalam tanah, meningkatkan kapasitas fotosintesis tanaman, menjamin perkecambahan dan pertumbuhan tanaman yang lebih baik, meningkatkan manfaat bahan organik sebagai pupuk.
Salah satu faktor dari fermentasi adalah suhu. Suhu timbunan bahan yang mengalami dekomposisi akan meningkat sebagai hasil aktivitas mikroba. Suhu yang berkisar antara 60oC dan 70oC merupakan kondisi optimum kehidupan mikro organisme tertentu dan membunuh patogen yang tidak dikehendaki.  Semakin tinggi temperatur akan semakin banyak konsumsi oksigen dan akan semakin cepat pula proses dekomposisi. Peningkatan suhu dapat terjadi dengan cepat pada tumpukan kompos. Temperatur yang berkisar antara 30oC-60oC menunjukkan aktivitas pengomposan yang cepat. Suhu yang lebih tinggi dari 60oC akan membunuh sebagian mikroba dan hanya mikroba thermofilik saja yang akan tetap bertahan hidup.
Praktikum pembuatan bokashi yang berbahan dari pupuk kandang (kotoran kambing, kototran sapi dan kotoran ayam) dilakukan selama 1 minggu, dimana pupuk yang berhasil hanya yang berbahan sayuran busuk, sebab seringnya dilakukan pengadukan untuk menjaga suhu agar mikroorganisme dapat tetap hidup lebih sering dilakukan. Sedangkan bokashi yang berbahan serasah dan jerami mengalami kegagalan sebab pengadukan jarang dilakukan sehingga suhu pada bahan pembuatan tidak terjaga dengan baik yang menyebabkan memperlambat proses dekomposisi (penguraian) pupuk. Pada pembuatan pupuk bokashi, pupuk tersebut tidak jadi dikarenakan pada tempat pembuatan pupuk langsung terkena sinar matahari sehingga kelembaban pada bahan tidak terjaga sehingga proses dekomposisi (penguraian) bahan pembuatan pupuk sangat lambat dan pengadukan jarang dilakukan sehingga menyebabkan jamur dapat tumbuh pada bahan pembuatan pupuk dan pupuk bisa jadi ketika ditambahkan sedikit demi sedikit bahan EM4 agar membantu proses penguraian dan bahan dipindahkan ketempat lain agar tidak terkena langsung sinar matahari.
Prinsip dasar pembuatan pupuk organik (bokashi) yaitu bahan utama yang digunakan untuk membuat bokashi disesuaikan  dengan kapasitas limbah organik yang ada pada suatu lokasi tertentu. Misalnya sampah organik di perkotaan, jerami, kotoran ternak, daun-daunan dan lain-lain. Proses Pembuatan, disamping bahan baku yang telah dipilih, dalam proses pembuatan bokashi, ada beberapa faktor penting yang perlu  diketahui adalah keberadaan dan aktivitas mikroorganisme sebagai pelaku utama pembuatan bokashi. Proses ini  disebut dengan istilah masak  dengan pengertian yaitu mikroorganisme yaitu dibutuhkan mikroorganisme untuk melakukan fermentasi atau peragian dimana semakin bertambahnya jenis atau jumlah mikroorganisme  maka semakin cepat proses fermentasi dan kualitas bokashi yang dihasilkan semakin bagus. Air yaitu dalam pembuatan bokashi dibutuhkan kelembaban yang diperoleh dari air. Biasanya kelembaban yang dibutuhkan yaitu 30 – 40 %. Kondisi tersebut perlu dijaga agar mikroorganisme dapat bekerja secara optimal. Jika kelembaban terlalu rendah atau tinggi dapat menyebabkan mikroorganisme tidak berkembang atau mati. Suhu, dalam proses fermentasi ini dibutuhkan  suhu (temperatur) optimal  30–50o C (hangat). Bila suhu terlalu tinggi mikroorganisme kurang efektif bekerja. Bila suhu terlalu rendah, mikroorganisme tidak dapat bekerja.  Proses pembuatan bokashi sebaiknya ditempat yang teduh, terlindung dari sinar matahari  dan hujan secara langsung. Udara, untuk mengatur suhu dan kelembaban  proses pembuatan bokashi ini, peranan angin (udara) sangat diperlukan untuk menetralisir kelembaban dan suhu dengan cara pembalikan bahan yang sudah difermentasi. Komposisi, dalam pembuatan bokashi, bahan bakunya  dapat  disesuaikan dengan bahan-bahan yang  tersedia.
Peran mikroorganisme dalam pupuk bokashi yaitu hasil fermentasi bahan-bahan organik seperti sekam, serbuk gergajian, jerami, kotoran hewan dan lain-lain. Bahan-bahan tersebut difermentasikan dengan bantuan mikroorganisme aktivator yang mempercepat proses fermentasi. Teknologi EM yang sudah mulai akrab dengan masyarakat adalah Effective Microorganism biasa disingkat EM adalah suatu kultur campuran beberapa mikroba yang dapat digunakan sebagai inokulan mikroba yang berfungsi sebagai alat pengendali biologis. Pupuk kompos yang dibuat dengan teknologi EM disebut Bokashi. Dalam EM terdapat sekitar 80 genus mikroba fermentor. Mikroba ini dipilih yang dapat bekerja secara efektif dalam memfermentasikan bahan organik. Secara umum, mikroba utama yang terdapat dalam EM yaitu Lactobacillus sp., bakteri fotosintetik, Streptomyces sp., Actinomycetes, ragi (Saccharomyces cerevisiae) dan jamur pengurai selulosa, untuk memfermentasi bahan organik tanah menjadi senyawa organik yang mudah diserap oleh akar tanaman. 
 Lactobacillus sp. memproduksi asam laktat sebagai hasil penguraian gula dan karbohidrat lain yang bekerjasama dengan bakteri fotosintesis dan ragi.  Asam laktat ini merupakan bahan sterilisasi yang dapat menekan mikroba berbahaya dan dapat menguraikan bahan organik seperti lignin dan selulosa yang merupakan struktur kompleks karbohidrat dengan cepat. Bakteri fotosintetik yang dimanfaatkan dalam teknologi EM yaitu Rhodopseudomonas palustris dan Rhodobacter sphaeroides merupakan bakteri bebas yang dapat mensintesis senyawa nitrogen, gula, dan substansi bioaktif lainnya.  Hasil metabolisme yang diproduksi dapat diserap secara langsung oleh tanaman dan tersedia sebagai substrat untuk perkembangbiakan mikroba yang menguntungkan. Streptomycetes sp. menghasilkan streptomisin yang bersifat racun terhadap hama dan penyakit yang merugikan. Ragi (Saccharomyces cerevisiae) memproduksi substansi yang berguna bagi tanaman dengan cara fermentasi.  Substansi bioaktif yang dihasilkan oleh ragi  berguna untuk pertumbuhan sel dan pembelahan akar. Ragi ini juga berperan dalam perkembangan atau pembelahan mikroba menguntungkan lain seperti Actinomycetes dan bakteri asam laktat. Actinomycetes mengambil asam amino dan zat serupa yang diproduksi bakteri fotosintesis dan merubahnya menjadi antibiotik untuk mengendalikan patogen, menekan jamur dan bakteri berbahaya dengan cara menghancurkan khitin yaitu zat esensial untuk pertumbuhannya. Actinomycetes juga dapat menciptakan kondisi yang baik bagi perkembangan mikroba lain. Jamur fermentasi (Aspergillus dan Penicilium) menguraikan bahan secara cepat untuk menghasilkan alkohol, ester dan zat-zat anti mikroba. Pertumbuhan jamur ini membantu menghilangkan bau dan mencegah serbuan serangga dan ulat-ulat merugikan dengan cara menghilangkan penyediaan makanannya. Tiap spesies mikroba mempunyai fungsi masing-masing tetapi yang terpenting adalah bakteri fotosintetik yang disamping mendukung kegiatan mikroorganisme lainnya, serta juga memanfaatkan zat-zat yang dihasilkan mikroorganisme tersebut.
Pada pengamatan pembuatan pupuk bokashi, pada pupuk yang bahan bercampur sayur mengalami keberhasilan, hal ini dapat terjadi kemungkinan karena komponen dari sayur tersusun atas selulosa yang merupakan komponen struktural utama dinding sel dari tanaman hijau, dimana selulosa terbentuk dari gugus karbohidrat. Sehingga beberapa mikroorganisme seperti Lactobacillus sp. sebagai hasil penguraian gula dan karbohidrat  yang bekerjasama dengan bakteri fotosintesis dan ragi (Saccharomyces cerevisiae) dapat mudah mengurai serta proses fermentasi bahan dalam pembuatan bokashi. Fungi adalah mikroorganisme utama yang dapat memproduksi enzim selulase dalam pemecaan selulosa, seperti actinomycetes dan Aspergillus sebagai penghasil selulase.
Manfaat pupuk bokashi  yaitu dapat dipergunakan sebagai pupuk alternatif yang memiliki banyak keunggulan dibanding kompos tradisional dan pupuk buatan. Pembuatan kompos secara tradisional memakan waktu yang relatif lama (3 – 4 bulan). Dengan teknologi EM, pembuatan bokasi hanya memerlukan waktu yang sangat singkat (kurang lebih 4 hari). Kecepatan pembuatan bokasi dipandang penting mengingat berlimpahnya bahan organik buangan, sedangkan kebutuhan pupuk terus meningkat dengan harga yang semakin tinggi dan makin sulit terjangkau oleh petani. Seperti halnya kompos tradisional, bokasi juga ramah lingkungan. Dengan teknologi yang sederhana, petani dapat membuat sendiri sesuai dengan kebutuhan dan ketersediaan bahan-bahan organik buangan di sekitar tempat tinggal. Berbagai bahan organik seperti jerami, sekam padi, dedak, kotoran ternak, serbuk gergaji dan lain-lain dapat digunakan sebagai bahan pembuat bokasi yang baik.
Teknologi EM telah dikembangkan dan digunakan untuk memperbaiki kondisi tanah, menekan pertumbuhan mikroba yang menyebabkan penyakit, dan memperbaiki efisiensi penggunaan bahan organik oleh tanaman. Pada pembuatan bokasi sebagai salah satu pupuk organik, bahan EM meningkatkan pengaruh pupuk tersebut terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman. Beberapa pengaruh EM yang menguntungkan dalam pupuk bokasi tersebut adalah memperbaiki perkecambahan bunga, buah, dan kematangan hasil tanaman, memperbaiki lingkungan fisik, kimia, dan biologi tanah serta menekan pertumbuhan hama dan penyakit dalam tanah, meningkatkan kapasitas fotosintesis tanaman, menjamin perkecambahan dan pertumbuhan tanaman yang lebih baik, dan meningkatkan manfaat bahan organik sebagai pupuk. Untuk meningkatkan dan menjaga kestabilan produksi pertanian, khususnya tanaman pangan, sangat perlu diterapkan teknologi yang murah dan mudah bagi petani. Teknologi tersebut dituntut ramah lingkungan dan dapat menfaatkan seluruh potensi sumberdaya alam yang ada dilingkungan pertanian.











V. PENUTUP
A.       Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat ditarik simpulan adalah:
1.      Pembuatan bokashi terdiri dari bahan dasar yaitu jerami, sayur busuk, serasah, sekam, dedak, gula pasir dan pupuk kandang (kotoran kambing, kotoran sapi dan kotoran ayam) dengan menggunakan bantuan EM.
2.      Komponen-komponen yang dibutuhkan dalam pembuatan pupuk bokashi  yaitu bebera mikroorganisme yang dapat bekerja secara efektif dalam memfermentasikan bahan organik. Secara umum, mikroorganisme yang terdapat dalam EM yaitu Lactobacillus sp., bakteri fotosintetik, Streptomyces sp., Actinomycetes, ragi (Saccharomyces cerevisiae) dan jamur pengurai selulosa, untuk memfermentasi bahan organik tanah menjadi senyawa organik yang mudah diserap oleh akar tanaman. 
3.      Manfaat pupuk bokashi yaitu dapat meningkatkan manfaat bahan organik sebagai pupuk bebas dari bahan kimia yang memiliki banyak manfaat bagi tanaman.
B.     Saran
Saran yang dapat saya smpaikan pada praktikum pembatan bokashi yaitu agar praktikan lebih serius lagi dalam menjalankan praktikum supaya tujuan praktikum dapat tercapai dengan baik.















DAFTAR PUSTAKA
Gabesius, Y. O., Siregar, L. A. M., dan Husni, Y., Respon Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) Terhadap Pemberian Pupuk Bokashi, J. Online Agroekoteknologi, 1 (1): 221.

Indriani, Y., H., 1999, Membuat Kompos Secara Kilat, Penebar Swadaya, Jakarta.

Subhan, Hamzah, F., dan Wahab, A.,  2008, Aplikasi Bokashi Kotoran Ayam Pada Tanaman Melon, J. Agrisistem, 4 (1): 2.

Supriyati, Y., dan Herlia, H., 2010, Bertanam Sayuran Organik dalam Pot, Swadaya, Jakarta.

Sutanto, R., 2002, Pemanfaatan Pertanian Organik, Kanisius, Yogyakarta.








 



B. Pembahasan
Kelangkaan dan tingginya harga pupuk kimia buatan di sejumlah wilayah saat ini sangat meresahkan para petani. Sejumlah petani di beberapa daerah bahkan telah mulai melirik jenis pupuk lain sebagai pengganti ppuk kimia buatan yang biasa digunakan. Salah satu jenis pupuk yang dapat meggantikan kehadiran pupuk kimia buatan adalah bokashi.
Bokashi merupakan hasil fermentasi dari bahan organik dan efektif mikroorganisme EM-4 yang merupakan campuran dari berbagai jenis mikroorganisme yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman. EM-4 mengandung Lactobacillus, yeast, bakteri fotosintetik (Actinomycetes) dan jamur pengurai selulosa untuk menfermentasi bahan organik tanah menjadi senyawa organik yang mudah diserap oleh akar.
Bokashi kotoran ayam merupakan pupuk lengkap, yang mengandung unsur hara makro dan mikro. Kandungan unsur hara bokashi kotoran ayam adalah Nitrogen ( N ) sebesar 1.0 %, Posfor ( P ) 0,8 %, Kalium ( K ) 0,4 % dan air 55 %. serta mengandung Ca, Mg, dan sejumlah unsur mikro lainnya seperti Fe, Cu, Mn, Zn, B, Cl, dan Mo, yang berfungsi sebagai bahan makanan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Pembuatan pupuk bokashi dilakukan dengan menggunakan bahan organik berupa jerami, sayur yang sudah layu, serasah, sekam padi, dedak halus, dan pupuk kandang atau kotoran hewan ternak yang dicampur menjadi satu. Pupuk bokashi dalam praktikum ditambahkan EM (Effective microorganism) dimana EM iniengandung mikroorganisme yang membantu dalam pengomposan.




v








1 komentar:

  1. Best online slots sites 2021 - Lucky Club
    List of the best online casinos in Canada. Discover the best online casinos for slots, live dealer games, video poker, video slots, luckyclub and much more.

    BalasHapus